AKAN MATIKAH MEDIA CETAK???
AKAN MATIKAH MEDIA CETAK???
Masalah :
1. Kebangkrutan Koran-koran terjadi di Amerika Serikat (AS). Menurut salah pimpinan Serikat Penerbit Surat Kabar (SP3) Koran di Amerika Serikat (AS) yang bangkrut menggunakan modal publik, menghadapi masalah biaya, utang, pajak, dan penurunan pendapatan iklan sekitar 20%, system pasar keuangan yang salah. Sitem dan pasar keuangan di Amerika Serikat (AS) control regulasinya lemah, menyebakan pendapatan iklan media menurun dan berakibat 40 perusahaan Media Cetak di Amerika Serikat bangkrut dan tutup.
2. Menurut Profesor Robert Jensen Ph.D, staf pengajar dari Universitas Texas di Austin, salah satu penyebab runtuhnya media cetak di Amerika adalah berkurangnya pemasangan iklan di media akibat perekonomian yang keropos. Sejak 6 dasawarsa Amerika telah menikmati masa jaya dengan tingkat perekonomian masyarakat yang sangat tinggi.
3. rakyat Amerika menjadi konsumtif. Mobil mesti diganti tiap tahun, dengan model yang terbaru dan mahal. Demikian juga rumah, dan semua hal-hal yang berbau konsumtif. Akibatnya, beberapa puluh tahun kemudian terjadi krisis ekonomi, yang salah satunya disebabkan kredit macet. Banyak perusahaan yang biasanya memasang iklan bangkrut, media pun menerima dampaknya.
4. Beberapa perusahaan besar, termasuk media cetak, lebih banyak memperdagangkan saham, uang, dan memperdagangkan peruahaan. Perusaan media cetak tidak lagi memperdagangkan surat kabar dan ruang (space) media, tetapi memperdagangkan saham, melakukan akuisisi, jual beli perusahaan dan harapan.
Philadelphia Inquirer bangrut saat tirasnya 300.674 eksemplar. The Minneapolis Star berhenti saat tiras 300.000 akan terbit dalam bentuk digital. Sent the post intelligencer berhenti saat tiras 117.600 dan exit strategy-nya terbit digital.
KEKUATAN:
1. Di Eropa banyak perusaah percetakan terus ada dan masih sukses hingga kini. Negara-negara Eropa menjadikan perkembangan media online ini sebagai media pendukung dan bukan musuh. Untuk itu, sirkulasi pendapatan media cetak di Eropa relative stabil.
2. Hingga kini, media cetak masih hadir di negara-negara yang penetrasi internetnya tinggi. Menurut Internet World Stats (2008), di Singapura misalnya, penetrasi internetnya 67,8%, Jepang 73,8%, Jerman 67%, Denmark 80,4%, Belanda 82,9%.
3. Membaca media cetak sudah menjadi kebudayaan yang tidak mudah diganti. Dalam seminar dan rapat kerja Nasional SPS, 19-20 Agustus 2009, bertema “Media di Indonesia: Kini dan Masa Datang” menyimpulkan melalui penelitian maupun diskusi bahwa animo membaca media cetak di Indonesia masih tinggi. Meski demikian, media cetak harus meningkatkan kemampuan profesionalnya sekaligus mengantisipasi dan mengadaptasi perkembangan teknologi.
4. Hadirnya media online sebenarnya mampu memberi kemudahan dalam mencari wawasan dan ilmu pengetahuan. Namun demikian, media cetak sebenarnya tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Karena, tingkat minat baca buku masyarakat Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Untuk itu, media online seharusnya dijadikan sebagai Inovasi bahwasannya media cetak pun, masih sangat diperlukan. Perpindahan dari print ke online ini merupakan exit strategy daripada inovasi.


Komentar
Posting Komentar