isra mi'raj
Makalah Hari Besar Islam
Isra Mi’raj
Disusun oleh:
Rara Aisyah Rusdian
17310059
Penerbitan 1A
Dosen Pembimbing:
Zainul Hakim, S.Ag, M.Pd.I
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta
Tahun Ajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala
puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesakan studi mata kuliah Agama Islam. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak akan mungkin terwujud tanpa bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah sepantasnya pada kesempatan ini
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang
sertinggi-tingginya kepada Bapak Zainul Hakim, S.Ag, M.Pd.I . selaku Pembimbing
yang telah menyisihkanwaktu untuk kami baik dalam urusan akademik maupun dalam
urusan penyelesaian tugas akhir, mulai dari penyusunan makalah ini hingga
selesainya pelaksanaan diskusi nantinya. Penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pengembangan mutu pendidikan di masa yang akan
datang amin.
15 Desember 2017
Penulis
A. PERISTIWA ISRA MI’RAJ
Isra Mi’raj yang telah selesai dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Seringkali di kalangan masyarakat kita dalam mendefinisikan peristiwa ini,
mereka menggabungkan Isra Mi’raj menjadi satu peristiwa yang sama cara
melakukannya dan mempunyai arti yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mi’raj
merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dan untuk membenarkan kesalahan pemahaman
tersebut, kami bermaksud untuk mengupas tuntas pengertian, proses, dan sejarah
dari Isra Mi’raj itu sendiri. Kami juga menambahkan sebuah manfaat dan hikmah
yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan
oleh Rasulullah dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu
peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW.
mendapat perintah untuk menunaikan shalat wajib dalam waktu sehari semalam atau
24 jam sehari.
Isra’ dan Mi’raj merupakan dua
cerita perjalanan yang berbeda. Namun karena dua peristiwa ini terjadi pada
waktu yang bersamaan yaitu hanya sehari semalam, maka disebutlah peristiwa
Isra’ Mi’raj. Selama perjalanan Nabi ditemani Malaikat Jibril dengan
menunggangi Buraq. Adapun dalil naqli yang membuktikan bahwa peristiwa itu
benar apa adanya terjadi dapat dibaca dalam surat ke- 17 dalam Al-Qur’an, yakni
:
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 1:
Artinya :
Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)
Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
B. PENGERTIAN
Isra’ merupakan kisah perjalanan Nabi
Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem. Kisahnya
dapat dilihat dari gambar dibawah ini :
|
Sedangkan Mi’raj
merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh dan
dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk menerima perintah di
hadirat Allah SWT. Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah
sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut
al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum
hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra
Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang
populer.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang
berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
“diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu
dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha
yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari
Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Sebelum peristiwa itu terjadi, Rasulullah
mengalami keadaan duka cita yang sangat mendalam. Beliau ditinggal oleh
istrinya tercinta, Khadijah. Lalu beliau juga ditinggal oleh pamannya sendiri,
Abu Thalib, yang sangat melindungi Nabi Muhammad. Karena ditinggalkan kedua
orang yang sangat disayangi tersebut membuat beliau sangat berduka cita. Karena
itu Allah SWT menghibur Nabi Muhammad dengan memperjalankan beliau, sampai
kepada langit untuk bertemu dengan Allah SWT.
Bagi umat Islam, peristiwa tersebut
merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu
diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul
Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat
berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.
|
C. SEJARAH PERISTIWA ISRA MI’RAJ
Pada suatu malam tanggal 27 Rajab, Allah S.W.T memberikan wahyu kepada
Malaikat Jibril a.s., "Janganlah engkau (Jibril) bertasbih
pada malam ini dan engkau 'Izrail jangan engkau mencabut nyawa pada malam
ini." Malaikat Jibril a.s. bertanya, " Ya Allah, apakah kiamat
telah sampai ?. Allah S.W.T berfirman, maksudnya, "Tidak, wahai Jibril. Tetapi
pergilah engkau ke Syurga dan ambillah buraq dan teruskan pergi kepada Muhammad
dengan buraq itu."
Kemudian Jibril pun pergi ke syurga tempat dimana buraq berada.
Kemudian dia menemukan 40 juta buraq di taman syurga. Setiap buraq memiliki
mahkota di keningnya bertuliskan kata-kata, “Tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhammad utusan Allah.” Di antara buraq itu, Jibril melihat pada seekor
buraq yang memisahkan diri sendirian seraya menangis bercucuran air matanya.
Jibril menghampiri buraq itu lalu bertanya, "Mengapa engkau menangis, ya
buraq?"
Berkata buraq, "Ya Jibril, sesungguhnya aku telah mendengar
nama Muhammad sejak 40 ribu tahun yang lalu, maka pemilik nama itu telah
tertanam dalam hatiku dan aku sesudah itu menjadi rindu kepadanya dan aku tidak
mau makan dan minum lagi. Aku laksana dibakar oleh api kerinduan."
Berkata Jibril a.s., "Aku akan menyampaikan engkau kepada orang
yang engkau rindukan itu." Kemudian
Jibril a.s. memakaikan pelana dan kekang kepada buraq itu untuk dibawa kepada
Nabi Muhammad S.A.W.
Pada malam itu Nabi Muhammad SAW. sedang berbaring di antara dua orang
yaitu paman beliau, Hamzah dan sepupu beliau, Ja'far bin Abi Thalib yang sedang
tidur di dekat Kabah, tiba-tiba datang kepada beliau 3 orang lelaki yang
ternyata adalah malaikat Jibril dan Mika'il beserta seorang malaikat lain.
Ketika itu Muhammad terbangun oleh suara yang memanggilnya, "Hai
orang yang sedang tidur, bangunlah!" Dan ia pun terbangun, di
hadapannya sudah berdiri Malaikat Jibril.
Jibril memerintahkan malaikat lain mengangkat Rasulullah ke suatu tempat.
Kemudian ketiga malaikat tersebut membawa Nabi Muhammad saw. ke sumur Zamzam,
lalu mereka menelentangkan beliau. Kemudian Jibril membelah badan beliau mulai
dari tenggorokan sampai ke bawah perut beliau. Lalu Jibril berkata kepada
Mikail: "Bawakan kepadaku satu baskom air zamzam agar aku dapat
membersihkan hati beliau”. Jibril mengoperasi dada beliau, kemudian
mengeluarkan hati beliau dan membasuhnya tiga kali serta membuang ketul hitam
('alaqah) yaitu tempat syaitan membisikkan waswasnya dari hati beliau; kemudian
mereka meletakkannya kembali di tempat asal.
Mikail tiga kali membawakan baskom berisi air zamzam kepada Jibril.
Kemudian didatangkan sebuah baskom emas yang penuh dengan hikmah dan keimanan
dan dituangkan habis ke dada Nabi saw; dan dada beliau dipenuhi dengan
kesabaran, ilmu, keyakinan dan keislaman; kemudian ditutup kembali dan di
antara kedua belikat beliau distempel dengan stempel kenabian. Semua proses itu
tidak menimbulkan sakit sedikit pun kepada Nabi. Setelah selesai, Nabi diminta agar
berwudlu.
Masjidil Haram tempat awal perjalanan
Kemudian didatangkan seekor buraq yang telah diberi pelana dan
kendali. Buraq itu adalah binatang yang putih, panjang, lebih besar dari
keledai tetapi lebih kecil dari baghal (baghal: hewan peranakkan dari kuda dan
keledai). Buroq memiliki empat kaki. Buraq ini dapat meloncat sejauh batas
pandangannya; kedua telinganya selalu bergerak. Jika menaiki gunung kedua kaki
belakangnya memanjang dan jika menuruni jurang kedua kaki depannya memanjang.
Dia mempunyai dua sayap pada kedua pahanya yang dapat membantu dan
memperkuat kecepatannya. Ketika Nabi SAW mula-mula hendak menunggang Buraq,
buroq bertingkah liar sehingga menyulitkan Nabi Muhammad SAW. untuk menaikinya.
Kemudian Jibril meletakkan tangannya pada leher buraq seraya berkata: "Adakah
engkau tidak malu wahai buraq ?”, Demi Allah, tidak ada seorang
makhlukpun yang menaikimu yang lebih mulia menurut Allah dari pada beliau, maka
malulah si buraq, lalu berbaring dan tenang sehingga Nabi SAW. dapat menaikinya.
Peristiwa Isra’ dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsa
Nabi Muhammad merasa bahagia pada waktu itu karena beliau dapat
mengendarai buraq. Jibril memegang tali kekang sementara Mikail memegang
pelana. Israfil memegang kain pelana. Buraq bergerak di angkasa dalam sekejap
mata. Tidak berapa lama Nabi menunggang Buraq, sampailah beliau dan Jibril ke
suatu tempat yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, “ Ya Muhammad, turun dan
berdoalah kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar
melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat”. Kepada Nabi, Malaikat Jibril
menjelaskan, "Tahukah engkau bahwa engkau shalat di Thaibah (Madinah) dan
disitulah engkau kelak berhijrah".
Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi
SAW turun untuk shalat sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa
bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya" kata Jibril. Perjalanan
dilanjutkan kembali dan untuk ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk
berhenti disuatu tempat dan menyuruh melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi.
Setelah selesai sholat berkatalah Jibril kepada Nabi saw., "Tahukah engkau dimana
engkau sholat kali ini?" Engkau sholat di Baitul Lahm, tempat Isa a.s.
dilahirkan".
Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi
diperlihatkan dengan berbagai pemandangan simbolik. Setiap kali melihatnya,
Jibril menerangkan hakikat sebenarnya peristiwa tersebut.
1.
Tiba-tiba
Nabi Muhammad saw. melihat Jin Ifrit yang membuntuti beliau dengan membawa
obor. Setiap kali beliau menoleh, beliau melihatnya menyebabkan mata Rasulullah
sentiasa berpaling ke arahnya. Kemudian malaikat Jibril berkata, "Adakah
engkau mau aku ajarkan kalimat untuk menghalau Ifrit itu?" Nabi saw.
bersabda, "Baik!".
2.
Lalu malaikat Jibril berkata, "Ucapkan: Aku berlindung dengan wajah
Allah Yang Maha Mulia dan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna yang tidak
ada orang yang baik dan tidak pula orang yang durhaka dapat melampauinya, dari
kejahatan apa saja yang turun dari langit dan dari kejahatan apa saja yang naik
ke langit; dari kejahatan apa saja yang masuk ke dalam bumi dan dari kejahatan
apa saja yang keluar dari bumi; dari fitnah-fitnah di waktu malam hari dan di
waktu siang hari; dari bencana-bencana dari malam hari dan siang hari, kecuali
bencana yang datang dengan kebaikan, wahai Dzat Yang Maha Penyayang!”
3.
Setelah
Nabi Muhammad saw. membaca doa tersebut, maka jin Ifrit yang membuntuti beliau
jatuh tersungkur dan obornya padam.
4.
Kemudian
Nabi melihat kaum yang menanam tanaman pada suatu hari dan pada hari itu pula
tanaman tersebut dapat dipanen. Dan setiap kali dipanen, buahnya kembali lagi
seperti semula. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril beliau mendapat
jawaban bahwa apa yang beliau lihat itu adalah gambaran dari orang-orang yang
berjuang untuk membela agama Allah. Amal baik mereka dilipatkan gandakan sampai
700 kali.
5.
Nabi
Muhammad saw. mencium bau harum. Setelah ditanyakan kepada malaikat Jibril
tentang bau apakah yang tercium oleh Nabi Muhammad saw. tersebut; beliau
mendapat jawaban bahwa bau tersebut adalah bau dari Masyithah beserta suami dan
kedua anaknya yang dibunuh oleh raja Fir'aun dari Mesir yang mengaku sebagai
Tuhan, karena mempertahankan imannya dan mengingkari ketuhanan Fir'aun.
6.
Nabi
Muhammad saw. melihat kaum yang membentur-benturkan kepala mereka pada batu
sehingga kepala mereka itu pecah. Dan setiap kali kepala mereka pecah, maka
pulih kembali, lalu mereka benturkan kembali. Pekerjaan tersebut mereka lakukan
terus-menerus tanpa berhenti. Nabi Muhammad saw. mendapat jawaban dari malaikat
Jibril atas pertanyaan beliau, bahwa perbuatan tersebut adalah gambaran dari
siksaan yang akan diberikan di hari kiamat kepada orang-orang yang malas
melakukan shalat wajib dan sering mengakhirkan dari waktunya
7.
Nabi
Muhammad saw. melihat kaum yang pergi berombongan seperti kawanan unta dan
kambing yang pergi ke tempat penggembalaan dalam keadaan telanjang. Hanya
kemaluan dan dubur mereka saja yang tertutup dengan secarik kain. Mereka makan
kayu berduri yang sangat busuk baunya (kayu dlari'), buah zaqqum (buah
tetumbuhan yang sangat pahit) dan bara serta batu-batu dari neraka Jahannam.
Malaikat Jibril menerangkan bahwa kaum tersebut adalah gambaran dari ummat Nabi
Muhammad saw. yang tidak mau membayar zakat, baik zakat wajib maupun zakat
sunnat. Allah swt. sama sekali tidak menganiaya mereka; tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri.
8.
Nabi
Muhammad saw. melihat kaum yang menghadapi dua potong daging. Yang sepotong
daging yang telah masak dalam sebuah kendil, sedang yang sepotong lagi daging
mentah yang busuk. Kaum tersebut melahap daging mentah yang busuk serta
meninggalkan daging yang telah masak. Kaum tersebut adalah gambaran dari ummat
Nabi yang telah mempunyai isteri yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi
pelacur dan tidur bersama pelacur sampai pagi; dan gambaran dari para wanita
yang telah mempunyai suami yang halal dan baik, tetapi mereka mendatangi
laki-laki hidung belang dan tidur bersamanya sampai pagi.
9.
Nabi
Muhammad saw. melihat kayu yang melintang di tengah jalan, sehingga tidak ada
pakaian atau lainnya yang melewatinya, kecuali kayu tersebut menyobekkannya.
Keadaan tersebut adalah sebagai gambaran dari ummat Nabi Muhammad saw. yang
suka duduk-duduk di jalanan sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas. Setelah
menjawab pertanyaan Nabi Muhammad saw. malaikat Jibril membaca ayat Al Qur'an
yang tersebut dalam surat Al A'raf ayat 86 yang antara lain berbunyi sebagai
berikut: “Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan
menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah ....
10.
Nabi
Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang berenang di sungai darah dengan
menelan batu. Ini adalah gambaran dari orang yang memakan riba.
11.
Nabi
Muhammad saw. melihat orang laki-laki yang mengumpulkan kayu bakar. Laki-laki
tersebut tidak kuat membawanya; akan tetapi jumlah kayu bakar tesebut tidak
dikurangi, melainkan ditambahi. Ini adalah gambaran dari ummat Nabi Muhammad
saw. yang memangku tugas atau jabatan rangkap. Dia tidak mampu menunaikan
amanat-amanat dari tugas-tugas dan jabatan-jabatan tersebut, akan tetapi masih
mau menerima tugas dan jabatan lainnya.
12.
Nabi
Muhammad saw. melihat kaum yang mengguntingi lidah dan bibir mereka dengan
gunting besi. Setiap kali lidah dan bibir mereka digunting, maka lidah dan
bibir tersebut kembali seperti sedia kala. Mereka melakukan hal tersebut terus
menerus tanpa berhenti. Ini adalah ibarat dari tukang-tukang khutbah yang
menimbulkan fitnah, yaitu tukang-tukang khutbah dari ummat Nabi Muhammad saw.
yang meng-khutbahkan apa yang mereka sendiri tidak melakukannya.
13.
Nabi
Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kiri: "Wahai Muhammad,
pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak
menjawab, kemudian malaikat Jibril berkata kepada beliau: "Panggilan tadi
adalah panggilan dari orang-orang Nasrani dan jika engkau menjawab seruan itu
tadi, wahai Muhammad, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau yang menjadi
Nasrani."
14.
Nabi
Muhammad saw. melihat kaum yang mempunyai kuku-kuku dari logam. Mereka
mencakari muka dan dada mereka dengan kuku tersebut. Ini adalah ibarat
orang-orang yang senang menggunjing orang lain dan melecehkan kehormatan orang
lain
15.
Nabi
Muhammad saw. mendengar panggilan dari arah kanan: "Wahai Muhammad,
pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak
menjawab, kemudian malaikat Jibril menerangkan kepada Nabi Muhammad saw.:
"Panggilan tadi adalah panggilan dari orang-orang Yahudi. Jika engkau
memenuhi panggilan tersebut, niscaya banyaklah di kalangan umat engkau yang
menjadi Yahudi.
16.
Nabi
Muhammad saw. melihat wanita yang terbuka kedua lengan bawahnya dan memakai
segala macam perhiasan. Wanita tersebut berkata: "Wahai Muhammad,
pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !". Nabi Muhammad saw. tidak
menolehnya. Setelah Nabi Muhammad saw. bertanya kepada malaikat Jibril tentang
siapakah wanita tersebut, maka malaikat Jibril menjawab: "Itulah dunia!;
jika engkau memenuhi panggilannya, niscaya ummat engkau lebih mementingkan
dunia dari pada akhirat.
17.
Nabi
Muhammad saw. bertemu dengan seorang tua yang mengajak beliau untuk menyimpang
dari jalan yang akan dilaluinya sambil berkata: "Kemari Muhammad !".
Malaikat Jibril berkata: "Terus lurus Muhammad !". Nabi Muhammad saw.
bersabda kepada Jibril: "Siapakah dia ?". Jibril menjawab: "Dia
adalah Iblis, musuh Allah, yang menginginkan agar engkau cenderung
kepadanya!".
18.
Nabi
Muhammad saw. bertemu dengan seorang wanita tua di pinggir jalan memanggil Nabi
saw.: "Wahai Muhammad, pandanglah aku; aku akan meminta kepadamu !!".
Malaikat Jibril berkata bahwa wanita tua itu adalah gambaran dari umur dunia
yang tidak lagi tersisa kecuali seperti sisa umur dari wanita tua tersebut.
Selepas menyaksikan berbagai pemandangan simbolik itu, akhirnya
sampailah mereka di Baitul Maqdis. Kemudian Nabi mengikatkan buraq itu
sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para Nabi. Nabi Muhammad kemudian
memasuki puing-puing kuil Sulaiman. Di sana telah menanti satu jemaah. Beliau
menemukan kuil itu penuh dengan malaikat yang menantikannya. Lalu juga
dilihatnya arwah para Nabi sejak nabi Adam as. sampai dengan nabi Isa as.. Nabi
Muhammad bertanya kepada Jibril siapa mereka.
Jibril menjawab, “Mereka adalah saudaramu diantara para nabi
dan malaikat ini adalah para pemimpin seluruh malaikat di surga.”
Jibril kemudian berkata, “Ya, Muhammad, orang paling mulia dalam
pandangan Allah, memimpin sholat.” Oleh Jibril Nabi Muhammad
dikedepankan untuk menjadi Imam untuk shalat berjamaah. Nabi kemudian menjadi
imam sholat berjamaah sebanyak dua rakaat. Seluruh nabi dan malaikat
mengikutinya.
Setelah selesai sholat bersama para Nabi, Beliau keluar dari Masjidil
Aqsha, kemudian Nabi s.a.w. berkata kepada Jibril: Wahai Jibril aku merasa
haus. Kemudian beliau didatangi dengan semangkuk arak dan semangkuk susu oleh
Jibril a.s. Nabi Muhammad memilih susu. Lalu Jibril a.s berkata: “Engkau
telah memilih fitrah.” "Benar, engkau telah memilih air susu adalah
lambang kesucian dan seandainya engkau mengambil minuman keras niscaya akan tersesatlah
engkau dan umat engkau."
Peristiwa Mi’raj
Setelah menunaikan ibadah di Baitul Maqdis kemudian didatangkan sebuah
tangga syurga yang lalu dipancangkan di atas batu. Batu pijakan Nabi Muhammad
s.a.w saat akan mi'raj itu disebut Shakhrah al-Muqaddasah (batu yang
disucikan). Nabi Muhammad belum pernah melihat sesuatu yang lebih indah
daripada tangga yang dilihatnya itu. Tangga Mi'raj itu dibuat dari emas dan
perak berlapis mutiara. Tangga itu menjulang dari Baitul Maqdis ke langit
dunia. Di sebelah kanannya ada 400 ribu malaikat, disebelah kirinya juga 400
ribu malaikat, di depannya seribu malaikat dan di belakangnya juga seribu
malaikat.
Malaikat jibril menaikkan Nabi ke tangga. Jarak antar anak tangga
sejauh perjalanan empat puluh tahun. Perjalanan mi'raj mula-mula memasuki
langit dunia. Ketika naik ke langit Nabi Muhammad melihat keindahan yang belum
pernah dia lihat sebelumnya. Jibril membawa Nabi hingga tiba di depan pintu
langit yang disebut pintu Hafadzah (pintu langit dunia). Di pintu itu ada
malaikat penjaga yang disebut Isma’il. Dia memiliki 12.000 pembantu dan setiap
pembantu memiliki 12.000 pesuruh.
Langit pertama (Nabi Adam A.S)
Jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya:
Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah
bersamamu? Jibril a.s menjawab: Nabi Muhammad saw. Jibril a.s ditanya lagi:
Adakah Nabi Muhammad s.a.w telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, Beliau
telah diutuskan. Lalu Ismail membuka gerbang surga dan Nabi Muhammad bertukar
salam dan saling mendoakan. Malaikat Isma'il berkata,dikatakan "Selamat datang wahai anak yang soleh
dan nabi yang soleh."
Ketika memasuki langit pertama, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan
malaikat-malaikat yang menyambutnya. Malaikat-malaikat itu menyambutnya dengan
tersenyum sambil membaca doa-doa, tetapi ada malaikat yang turut berdoa tetapi
sama sekali tidak tersenyum, wajahnya tampak memberengut. Nabi Muhammad s.a.w
bertanya pada Jibril tentang malaikat yang tidak tersenyum itu. Jibril
menjawab: “Jika saja dia pernah tersenyum
kepada orang sebelum kamu atau sesudah kamu , maka dia akan tersenyum kepadamu.
Namun dia tidak pernah tersenyum, dia adalah Malik, malaikat penjaga neraka.”
Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, “Tidakkah dapat kamu minta
kepadanya untuk menunjukkan neraka kepadaku? Jibril mengatakan, “Baik, wahai malaikat tunjukkan neraka
kepada Muhammad!” Kemudian malaikat itu membuka penutupnya, maka terlihat
api neraka yang bergejolak sampai Nabi mengira api itu akan menelan apa saja.
Nabi Muhammad s.a.w berkata kepada Jibril, “Wahai
Jibril, perintahkan mengembalikan ke tempatnya”. Maka Jibril pun menyuruhnya
untuk menutupnya. Malaikat penjaga neraka itu berkata, “Padamlah”. Maka kembalilah tutup itu ke tempat semula
Setelah itu Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang sedang menghadapi
ruh-ruh manusia. Apabila kepadanya dihadapkan ruh yang baik ia gembira dan berkata
: "Ruh yang baik keluar dari jasad
yang baik".
Apabila dihadapkan kepadanya ruh yang jahat, wajahnya memberangus
sambil berucap : "Cis ! Ruh jahat
keluar dari jasad yang jahat”. Nabi bertanya kepada Jibril ;"Siapakah orang itu hai Jibril?".
Ia menjawab : "Dia Adam ayah engkau.
Semua ruh anak cucunya akan melewati dia”.
Ketika Nabi Muhammad saw bertemu dengan Nabi Adam a.s, Beliau disambut
serta Nabi Adam a.s, mendoakannya dengan doa kebaikan. Selanjutnya nabi
Muhammad s.a.w melihat orang-orang bermoncong seperti moncong unta, tangan
mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu dilemparkan ke dalam mulut
mereka dan keluar dari dubur. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?".
"Mereka yang memakan harta anak-anak yatim secara tidak sah,"
jawab Jibril.
Kemudian beliau melihat orang-orang dengan perut yang sangat besar.
Nabi belum pernah melihat orang-orang seperti itu kecuali dari keluarga
Fir'aun. Mereka berjalan seperti unta yang kena penyakit dalam kepalanya,
ketika dibawa ke dalam api. Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak dari tempat
mereka. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa
mereka itu, Jibril?". "Mereka itu tukang-tukang riba,"
jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat orang-orang, di hadapan mereka
ada daging yang gemuk dan baik, di samping ada daging yang buruk dan busuk.
Mereka makan daging yang buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan
baik. Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapakah
mereka itu, Jibril"? "Mereka orang-orang yang meninggalkan wanita
yang dihalalkan Tuhan dan mencari wanita yang diharamkan," jawabnya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w melihat wanita-wanita yang digantungkan
pada buah dadanya. Lalu Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Siapa mereka itu, Jibril?" "Mereka itu wanita yang
memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka”. Kemudian perjalanan
diteruskan, naiklah Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit kedua.
Langit kedua (Nabi Yahya A.S dan Isa’ A.S)
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w naik hingga ke langit
kedua. Dia minta dibukakan maka ditanya : "Siapa
engkau?" "Jibril", jawabnya. "Siapa yang bersamamu?" "Muhammad. "Jawabnya
lagi. "Apakah dia juga rasul?"
"Benar", jawab Jibril. Dikatakan: "Selamat datang wahai sebaik-baiknya yang datang."
Kemudian dibukakan. Ketika itu Nabi melihat Yahya dan Isa, di mana
Jibril memperkenalkan:"Inilah Yahya
dan Isa”. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w memberi salam. Dan mereka membalas
salam seraya berkata: "Selamat
datang wahai saudara yang baik dan nabi yang baik." Kemudian naiklah
Nabi Muhammad s.a.w bersama Jibril ke langit yang ke tiga.
Langit ketiga (Nabi Yusuf A.S)
Kemudian pintu langit itu dibuka. Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad
s.a.w bertemu dengan laki-laki yang wajahnya bagai bulan purnama. Nabi bertanya
kepada Jibril, “Siapakah itu wahai
Jibril?” Jibril menjawab, “Ini adalah
saudaramu Yusuf bin Ya’qub”.
Dia memberi salam kepadanya dan Nabi Muhammad s.a.w juga. Yusuf
membalas, lalu berkata: "Selamat datang
wahai saudara yang soleh dan nabi yang soleh." Selanjutnya Nabi
Muhammad s.a.w bersama Jibril naik ke langit yang ke empat.
Langit keempat (Nabi Idris A.S)
Kemudian Jibril membawa Nabi naik sampai ke langit keempat. Kemudian
dia minta dibukakan dan kembali ditanya oleh penjaga pintu. "Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?"
"Benar." "Selamat datang
wahai sebaik-baik yang datang."
Lalu dibukakan dan setelah Nabi Muhammad s.a.w melihat Idris. Jibril
memperkenalkan: "Inilah Idris."
Kami lalu memberi salam dan dia menjawab sambil mengucapkan:"Selamat datang wahai saudara yang soleh dan nabi yang soleh”.
Langit kelima (Nabi Harun A.S)
Kemudian Jibril membawa Muhammad s.a.w naik ke langit kelima. Dia
minta dibukakan lalu ditanya: "Siapakah
itu?" "Jibril." "Siapakah itu?" "Jibril."
"Siapa pula yang bersamamu?" "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar."
"Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian
dibukakan.. Di langit yang kelima, Nabi Muhammad s.a.w menjumpai seorang kakek
yang rambutnya putih. Jenggotnya putih dan tebal. Nabi Muhammad s.a.w bertanya
ke Jibril, “ Siapakah dia wahai Jibril?”
Jibril menjawab,” Ini adalah orang yang sangat dicintai kaumnya, yaitu Harun
bin Imran.
Langit keenam (Nabi Musa A.S)
Kemudian Jibril membawa Nabi ke langit keenam. Dia minta dibukakan dan
ditanya:"Siapakah di situ?" "Jibril." "Siapa pula yang
bersamamu?" "Muhammad."
"Apakah dia juga seorang rasul?" "Benar."
"Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang." Kemudian pintu dibuka.
Di langit ke enam ini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Musa a.s.. Beliau
seorang lelaki yang tinggi kurus dan berambut ikal. Nabi bertanya kepada
Jibril, “Siapakah dia wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Dia adalah saudaramu,
Musa bin Imran’.” Nabi Muhammad s.a.w memberi salam kepadanya. Beliau segera
menjawab: Selamat datang wahai saudara dan nabiku yang soleh.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril hendak melanjutkan perjalanan,
Musa menangis. Ditanyakan kepadanya:"Mengapa engkau menangis?" Dia berkata:"Aku
menangis karena seseorang telah diutuskan sesudahku dan ternyata umatnya yang
masuk syurga lebih banyak daripada umatku”. Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w
bersama Jibril naik ke langit yang ke tujuh.
Langit ketujuh (Nabi Ibrahim A.S)
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w . naik ke langit ketujuh.
Dia minta dibukakan dan ditanya:"Siapakah di situ?"
"Jibril," jawabnya. "Siapa pula yang bersamamu?"
"Muhammad." "Apakah dia juga seorang rasul?"
"Benar." "Selamat datang wahai sebaik-baik yang datang."
Kemudian dibukakan.
Ketika berada di langit ke tujuh Nabi Muhammad s.a.w melihat seorang
pria yang wajahnya mirip dengannya sedang bersandar di Baitul Makmur dihadapi
oleh beberapa kaumnya. Pada Baitul Makmur setiap hari masuk tujuh puluh ribu
malaikat. Nabi Muhammad s.a.w belum pernah melihat pria yang mirip dengannya.
Nabi Muhammad s.a.w bertanya kepada Jibril siapa pria itu, ia menjawab : "Dia
ayah anda Ibrahim". Mereka memberi salam kepadanya dan dia
membalas salam sambil berkata: "Selamat datang wahai anak yang soleh dan
nabi yang soleh."
Kepada Nabi Muhammad saw, nabi Ibrahim a.s. bersabda,
"Engkau akan berjumpa dengan Allah pada malam ini”. Umatmu adalah
akhir umat dan terlalu dha'if, maka berdoalah untuk umatmu. Nabi Ibrahim
berpesan: "Anjurkan umatmu memperbanyakkan tanaman di syurga”.
Nabi Muhammad s.a.w bertanya apakah tanamannya, jawabnya Ucapkanlah "Subhanallah
Walhamdulillah walailaha illallahu Allahu akbar, wala haula wala quwatailla
billah."
Langit ketujuh adalah tempat orang-orang yang
adil, dengan malaikat yang lebih besar dari bumi ini seluruhnya. Ia mempunyai
tujuh puluh ribu kepala, tiap kepala tujuh puluh ribu mulut, tiap mulut tujuh
puluh ribu lidah, tiap lidah dapat berbicara dalam tujuh puluh ribu bahasa,
tiap bahasa dengan tujuh puluh ribu dialek. Semua itu memuja dan memuji serta
mengkuduskan Tuhan. Setelah
melihat beberapa peristiwa lain yang ajaib. Nabi Muhammad s.a.w dan Jibril
masuk ke dalam Baitul Makmur dan sholat.
Kemudian Jibril membawa Nabi ke surga. Di Surga Nabi Muhammad s.a.w
melihat dan mendengar sesuatu yang tidak pernah didengarnya di bumi. Surga itu
sangat indah. Di dalam surga terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma
kesturi. Tanah dan lumpur surga terbuat dari zafaran, berupa tepung putih beraroma
kesturi dan sangat bersih. Cahaya surga itu berwarna putih, bersinar terang,
aromanya semerbak. Disana terdapat gedung megah dan sungai-sungai yang
mengalir. Ada istri-istri yang cantik jelita, perhiasan-perhiasan yang banyak,
tanaman-tanaman, berbagai macam kesenangan dan kenikmatan di tempat yang
tinggi.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. melihat sebuah sungai susu yang tidak
berubah rasanya, sebuah sungai arak yang lezat dan sebuah sungai madu yang
jernih. Nabi Muhammad s.a.w juga melihat telaga Al-Kausar. Kemudian Nabi
Muhammad Saw. keluar dari surga.
Kemudian Jibril membawa Nabi Muhammad s.a.w meneruskan perjalanan naik
ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak diketahui
Nabi Muhammad s.a.w. Di situ ada sebuah pohon yang daunnya seperti telinga
gajah dan buahnya sebesar tempayan. Di Sidratul Mutaha ini Nabi Muhammad s.a.w
dapat melihat rupa Malaikat Jibril yang asli kedua kalinya setelah sebelumnya
melihat rupa Jibril yang asli ketika menerima wahyu yang pertama di Gua Hira.
Jibril berkata:"Inilah Sidratul Muntaha." Di situ juga ada empat
sungai. Dua sungai di dalam dan dua sungai lagi di luar. Nabi bertanya:
"Dua sungai apakah ini, wahai Jibril?" Dia menjawab:"Adapun dua yang di dalam itu adalah
sungai di syurga. Sedangkan dua yang nampak jelas ini adalah sungai Nil dan
Furat."
Nabi Muhammad s.a.w melihat pemandangan yang sangat indah di tempat
itu, tidak seorang pun dapat melukiskan keindahannya. Nabi Muhammad s.a.w telah
melihat sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Di Sidratul Muntaha ini
terdengarlah suara yang berseru kepada beliau, “Wahai Muhammad SAW, masuklah.”
Nabi Muhammad s.a.w kemudian diangkat melewati Sidratul Muntaha dan ditutupi
awan. Jibril tertinggal.
Nabi Muhammad SAW berseru kepada Jibril, “Ikutlah bersamaku.” Jibril
berkata, "Engkau dan Tuhan engkau saja." Nabi Muhammad s.a.w. berkata
lagi, "Adakah di sini sahabat hendak meninggalkan sahabatnya?" Jibril
menjawab, “Inilah saja tempatku, jika aku melintasi kawasan ini niscaya aku
akan terbakar dengan cahaya.” Malaikat Jibril tidak mampu melintasi lebih
tinggi lagi. Hanya orang yang diizinkan oleh Allah SWT yang dapat melintasi
sidratul muntaha. Nabi Muhammad adalah orang yang diangkat derajatnya sehingga
dapat melintasi lebih tinggi lagi untuk bertemu dengan Allah SWT.
Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanan tanpa ditemani malaikat
Jibril. Nabi Muhammad s.a.w kemudian melalui 70.000 hijab daripada nur hingga
sampai ke Mustawa, tempat Kalam menulis, yakni Kalam catatan di Luh Mahfuz. Di
situ Nabi Muhammad s.a.w. melihat seorang lelaki yang ghaib dalam Nur Arasy.
Bertanya Nabi Muhammad s.a.w: "Siapa ini? Adakah
malaikat?""Tidak," jawab lelaki itu."Adakah nabi?"
tanya Nabi Muhammad s.a.w lagi."Tidak. Sesungguhnya aku adalah seorang
lelaki yang hidup di dunia, basah dengan menyebut nama Allah yakni berzikir dan
hatiku senantiasa terpaut kepada masjid dan aku juga tidak memaki kedua ibu
bapakku."
Nabi kemudian tiba di hadapan Arsy (singgasana Allah). Nabi Muhammad
s.a.w melihat 'Arsy Allah yang dijunjung di atas kepala para Malaikat. Nabi
Muhammad s.a.w dapat menyaksikan Allah SWT dengan mata kepalanya. Tiada seorang
pun daripada nabi atau mursalin melihat Allah sebelum ini. Sebaik Nabi Muhammad
s.a.w melihat Allah, lantas beliau terus sujud menyembah-Nya.
Berfirman Allah: "Wahai Muhammad." Jawab Nabi Muhammad
s.a.w: "Labbaika." Firman Allah lagi: Angkatkan kepalamu, mohonlah apa yang engkau hendak Aku berikan
kepadamu."
Nabi Muhammad s.a.w pun mengangkat kepalanya sambil berkata: Ya, Rabb.
Engkau telah ambil Ibrahim sebagai Khalil dan Engkau berikan dia kerajaan yang
besar. Engkau berkata-kata dengan Musa. Engkau berikan Dawud kerajaan yang
besar dan dapat melembutkan besi. Engkau kurniakan kerajaan kepada Sulaiman
yang tidak Engkau kurniakan kepada sesiapa pun dan memudahkan Sulaiman
menguasai jin, manusia, syaitan dan angin. Engkau ajarkan 'Isa Taurat dan
Injil. Dengan izin-Mu, dia dapat menyembuhkan orang buta, orang sufaq dan
menghidupkan orang mati. Engkau lindungi dia dan ibunya daripada syaitan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku angkatkan engkau sebagai Habib
(kekasih) dan Aku utuskan engkau untuk manusia seluruhnya supaya mengabarkan
berita gembira dan memberi peringatan. Aku luaskan dadamu dan Aku buangkan
daripadamu dosamu dan Aku angkatkan untukmu zikirmu. Aku jadikan umatmu
sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia dan Aku jadikan umatmu itu
sederhana. Dan Aku jadikan umatmu orang yang pertama dan orang yang terakhir
dan Aku jadikan umatmu itu tiada sah khutbah dan solat hingga mereka itu
berikrar bahwa engkau hamba-Ku dan pesuruh-Ku.
"Dan Aku jadikan daripada umatmu beberapa
kaum yang mana hati mereka berpaut dalam hati mereka. Aku telah jadikan engkau
Nabi yang mula-mula diciptakan dan Nabi yang terakhir dibangkitkan, dan Aku
jadikan engkau orang yang mula-mula dibicarakan pada Hari Kiamat.
"Dan Aku berikan engkau tujuh ayat yang
diulang-ulang bacaannya dalam sholat yaitu surah al-Fatihah, yang tidak aku
kurniakan kepada sesiapa sebelummu. Aku berikan engkau penutup surah
al-Baqarah, harta yang bernilai di bawah Arasy, ia tiada Aku beri kepada nabi
sebelummu.
"Dan Aku berikan engkau dengan delapan
saham berharga yaitu Islam, hijrah; sedekah; menyuruh yang makruf dan mencegah
yang mungkar; dijadikan engkau pembuka dan penutup; diberikan engkau
panji-panji kepujian, maka Adam dan lainnya berada di bawah panji-panji engkau.
Dan sesungguhnya pada hari Aku menjadikan tujuh petala langit dan bumi.
"Aku fardukan ke atasmu dan umatmu 50 waktu sholat, maka dirikanlah
ia."
Selesai bermunajat kepada Allah, Nabi Muhammad s.a.w pun kembali
mendapatkan Jibril. Lalu Jibril pun memimpin tangan Nabi untuk turun. Kemudian
Nabi Muhammad s.a.w dibawa menemui nabi Ibrahim a.s.
Sesudah itu Nabi Muhammad s.a.w turun ke tempat Musa a.s.. Musa
bertanya"Apakah yang telah diwajibkan Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Muhammad
s.a.w menjawab, “Sesungguhnya Allah
memfardukan ke atasku serta umatku dengan 50 waktu sholat sehari semalam.”.
kata Musa, 'Kembalilah kepada Tuhan mu, mintalah keringanan, karena umatmu
tidak sanggup melakukannya. Aku sendiri telah mencoba terhadap bani israil"
“Sesungguhnya Bani Israel yang gagah tidak
mampu melakukan amalan yang lebih sedikit daripada itu, sedangkan umatmu lemah
tubuhnya, lemah hatinya, mana mungkin mereka mampu melaksanakan tugas seberat
itu.”
Selepas mendengar kata-kata Musa itu, Nabi Muhammad s.a.w pun
memandang Jibril. Jibril mengisyaratkan supaya Nabi Muhammad s.a.w kembali ke
Sidratul Muntaha untuk menemui Allah untuk diringankan apa yang telah
difardukan.Nabi Muhammad s.a.w kemudian kembali kepada Allah lalu beliau sujud
kepada Allah dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ringankan terhadap umatku apa
yang diperintahkan-Mu. Sesungguhnya umatku adalah terlalu daif."
Firman Allah: "Sesungguhnya
telah Ku-kurangkan untuk umatmu itu lima waktu sholat." Sholat yang
tadinya diwajibkan 50 kali sehari itu dikurangi menjadi 45 kali saja. Nabi
Muhammad s.a.w kemudian kembali menemui Nabi Musa. Nabi Muhammad s.a.w berkata
kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya
Allah sudah mengurangkan untukku lima waktu solat." kata Musa,
"umatmu tidak sanggup menunaikannya sebanyak itu, karena itu kembalilah
kepada Tuhanmu mintalah keringanan".
Nabi kemudian berulang-ulang pulang pergi antara Tuhan dengan Musa.
Sehingga akhirnya Allah swt berfirman" Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku
fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap sholat fardu diganjarkan
dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang demikian, berarti lima waktu sholat fardu
sama dengan lima puluh sholat fardu. Begitu juga siapa yang berniat, untuk
melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu
kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan baginya.
Sebaliknya siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak
melakukannya, niscaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia
melakukannya, maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya.
Setelah mendapatkan keringanan dari Allah SWT lalu nabi kembali ke
tempat Musa dan diceritakan kepadanya apa yang telah difirmankan Tuhan itu.
Berkata Musa: “Kembalilah kamu
kepada Tuhanmu wahai Muhammad, mohonlah keringanan sekali lagi dan sesungguhnya
umatmu tiada kuasa untuk melaksanakannya." Jawab Nabi Muhammad: “Sesungguhnya aku telah berulang alik kepada
Tuhanku beberapa kali hingga aku merasa malu terhadap Tuhanku dan tetap aku
laksanakan perintah-Nya ini."
Tatkala itu, terdengar seruan: "Telah
Aku laksanakan yang Aku fardukan dan Aku ringankan untuk hamba-Ku."
Berkata Musa: "Turunlah engkau wahai
Muhammad dengan nama Allah."
Apabila sampai di Langit Dunia, tiba-tiba Rasulullah melihat debu dan
asap serta terdengar suara berisik. Bertanyalah Nabi Muhammad s.a.w kepada
Jibril ada apa gerangannya.
Menurut Jibril, itulah syaitan yang menutup mata manusia (anak Adam)
hingga mereka tidak mampu berfikir apa yang ada dalam alam malakut langit dan
bumi. Dan jika tidak dilakukan begitu niscaya manusia dapat melihat
keajaiban-keajaibannya.”
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w kembali dengan tangga itu ke bumi. Nabi
Muhammad s.a.w dan Jibril sampai di Baitulmaqdis. Buraqpun dilepaskan dari
ikatannya. Dengan buroq itu Nabi kembali ke Mekah pada malam yang sama. Dalam perjalanan itu, Nabi melintasi beberapa
unta milik orang Quraisy yang datang dari Syam. Diantaranya ada seekor unta
yang mempunyai dua karung di atas badannya. Karung itu berwarna putih dan
hitam.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w kebetulan menuju ke arahnya, terkejutlah
unta tersebut dan lari berkeliling-keliling hingga salah seekor daripadanya
patah kaki, jatuh lalu ditinggalkan di situ oleh pemiliknya. Dalam perjalanan
itu juga, terlihat oleh Nabi Muhammad s.a.w sekelompok unta dan salah seekor
daripadanya tersesat. Nabi Muhammad s.a.w kemudian menuntunnya sehingga kembali
dalam kelompoknya.
Nabi Muhammad s.a.w pun memberi salam kepada mereka dan mereka
mengenali suara Rasulullah, tetapi ada juga yang tidak percaya. Kemudian Nabi
mengambil mangkuk berisi air dan meminumnya.
Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w akan berpisah dengan Jibril pada Subuh
Isra' di Dzi Thuwa, suatu tempat dipinggir kota Mekkah, Nabi Muhammad s.a.w
bersabda: "Ya Jibril, kaumku akan
mendustakan aku". Jibril menjawab: "Abu Bakar akan membenarkan
engkau dan dialah Ash Shiddiq." Setelah Nabi Muhammad s.a.w turun dari
buroq, maka terangkatlah Buraq ke langit dan terus ke syurga.
D. ISRA MI’RAJ DAN TEORI RELATIVITAS
ISRA`MI`RAJ, sebagai sebuah peristiwa metafisika (gaib), barangkali
bukan sesuatu yang istimewa. Kebenarannya bukanlah sesuatu yang luarbiasa.
Kebenaran metafisika adalah kebenaran naqliyah (dogmatis) yang tidak harus
dibuktikan secara akal, namun lebih bersifat imani. Valid tidaknya kebenaran
peristiwa metafisika—secara akal, bukanlah soal selagi ia diimani.
Didalam pemahan secara fisika banyak orang mempertanyakan ke-shahih-an
Isra` Mi`raj; “ apakah mungkin manusia melakukan perjalanan sejauh itu hanya dalam
waktu kurang dari semalam?” . Kaum kafirpun telah menantang Rasulullah
seperti diberitakan dalam Al Quran dalam
surat Al-Israa: 93.
“Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas,
atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai
kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca”. Katakanlah: “Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi
rasul?”
“Ketika orang-orang Quraisy tak mempercayai saya (kata Nabi SAW), saya
berdiri di Hijr (menjawab berbagai pertanyaan mereka). Lalu Allah menampakkan
kepada saya Baitul Maqdis, saya dapatkan apa yang saya inginkan dan saya
jelaskan kepada mereka tanda-tandanya, saya memperhatikannya….” (HR. Bukhari,
Muslim, dan lainnya), dan banyak Hadith hadith lainnya.
Diantara keduanya terdapat faktor persamaan dan perbedaan didalam
proses kejadian, persamaan kedua kisah antara lain:
- Keduanya membahas perihal perjalanan atau journey dari Bumi ke luar angkasa lalu kembali ke Bumi.
- Keduanya membahas penggunaan faktor “Speed” atau “kecepatan” tinggi didalam pemberitaannya
- Konsep mengenai perpisahan antara dua manusia (atau lebih) digunakan sebagai bahan pokok atau object pembahasan didalam kedua cerita.
Dalam Isra Miraj, Rasulullah meninggalkan kaumnya di bumi untuk
bepergian ke ke Majidil Aqsha lalu ke
Langit ketujuh, dalam kasus teori relativitas menceritakan tentang dua saudara
kembar A dan B, dimana saudara kembar B bepergian keluar angkasa.
Sampai disini dari hal hal tersebut diatas, kita sudah dapat mengambil kesimpulan secara
gamblang, bahwa peristiwa Isra Miraj
adalah benar. Bagaimana mungkin seorang
manusia yang ummi 14 Abad yang silam dapat membuat sebuah
cerita atau teori yang dapat dibuktikan didalam abad ke 20 dengan sedemikian
detailnya. Dengan kata lain tidak mungkin Rasulullah SAW mencontoh teori Albert Einstein yang
lahir sesudahnya (?).
Teori Relativitas.
Teori Relativitas membahas mengenai Struktur Ruang dan Waktu serta
mengenai hal hal yang berhubungan dengan Gravitasi. Theori relativtas terdiri
dari dua teori fisika, relativitas umum dan relativitas khusus. Theori
relativitas khusus menggambarkan perilaku ruang dan waktu dari perspektif
pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain, dan fenomena terkait.
Artikel ini hanya dibahas theori relativitas khusus dan Efek yg disebut dilatasi waktu (dari bahasa Latin:
dilatare “tersebar”, “delay”).
Einstein merumuskan teorinya dalam sebuah persamaan
mathematik:
t’ =
waktu benda yang bergerak
t =
waktu benda yang diam
v =
kecepatan benda
c =
kecepatan cahaya
|
Diterangkan
bahwa perbandingan nilai kecepatan suatu benda dengan kecepatan cahaya, akan
berpengaruh pada keadaan benda tersebut. Semakin dekat nilai kecepatan suatu
benda (v) dengan kecepatan cahaya (c), semakin besar pula efek yang dialaminya
(t`): perlambatan waktu. Hingga ketika kecepatan benda menyamai kecepatan
cahaya (v=c), benda itu pun sampai pada satu keadaan nol. Demikian, namun jika
kecepatan benda dapat melampaui kecepatan cahaya (v>c), keadaan pun berubah.
Efek yang dialami bukan lagi perlambatan waktu, namun sebaliknya waktu menjadi
mundur (-t’).
E. HIKMAH ISRA MI’RAJ
1. Bersihkan Jiwa Raga untuk Menghadap Allah SWT
Diriwayatkan, sebelum Isra Mi’raj, Nabi SAW “dibedah” oleh malaikat
untuk membersihkan jiwanya dari sifat-sifat buruk. Itu menunjukkan, sebelum
menghadap Allah SWT untuk menjalankan ibadah, kita harus membersihkan dulu
jiwa-raga kita, niat-hati dan jasmani, dari segala kotoran atau najis, dari
niat yang tidak ikhlas, dan dari pemahaman-pemahaman yang sesat. Ibadah akan
mardud atau tidak sah bila niat kita tidak ikhlas, dinodai bid’ah atau tidak
didasari ilmu (QS. Al-Bayyinah: 5, Al-Hajj: 37, Al-Isra: 36 & 84, Al-Ma’un:
6).
Lebih luasnya, kebersihan jiwa-raga adalah suatu keharusan manakala
kita menghadap Allah SWT di akhir kelak. Karena, al-Islaamu nazhifun, fatanazh
zhafu fa innahu laa yadkhulul jannata illa nazhiif (Islam itu bersih, maka
bersihkanlah jiwa-ragamu, karena sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali
orang-orang yang bersih). Tentu saja, untuk kebersihan itu, “celupan”-nya
(shibghah) adalah Islam.
2. Dakwah perlu pelindung, tidak bisa dilakukan sendiri
Ketika Abu Thalib dan Siti Khadijah meninggal dunia, Nabi SAW merasa
sedih luar biasa, sehingga tahun itu dinamakan Amul Hazn (Tahun Kesedihan).
Itu menunjukkan, dalam berdakwah orang perlu pelindung, pendukung,
atau pemacu semangat. Seorang dai perlu tema natau pendamping. Siti Khadijah
merupakan simbol seorang istri atau wanita yang menunjang perjuangan suami
dalam berdakwah.
3. Bukti kekuasaan Allah SWT
Dalam QS. 17: 1 Allah SWT menyatakan, Isra’ Mi’raj bertujuan antara
lain untuk memperlihatkan sebagian ayat atau tanda (bukti) kekuasaan-Nya.
Hal itu merupakan sinyal, kita pun harus memperhatikan ayat-Nya
sehingga keimanan akan eksistensi dan kekuasaan Allah SWT tertanam kuat dalam
diri. Ayat-ayat itu meliputi ayat qauliyah (firman Allah yang terhimpun dalam
Alquran) dan ayat kauniyah (segala ciptaan Allah SWT).
4. Shalat tiang agama Islam
Oleh-oleh utama Isra’ Mi’raj adalah perintah shalat. Shalat adalah
satu-satunya kewajiban dan menjadi kebutuhan umat Islam yang amar-nya
diturunkan langsung oleh Allah SWT.
Hal itu menunjukkan betapa tingginya posisi ibadah shalat. Wajar,
kalau kemudian shalat, sebagaimana tersebut dalam sejumlah hadis Nabi SAW,
shalat merupakan “Tiang agama”, akan runtuh keislaman seseorang jika
meninggalkan atau tidak mendirikan shalat.
Shalat merupakan penentu diterima-tidaknya amal saleh seseorang serta
menjadi ibadah (ritual) paling utama dalam Islam. Shalat juga merupakan amal
perbuatan yang pertama kali dihisab di akhirat dan menentukan baik-buruknya
amal seseorang. Shalat merupakan pembeda antara umat Islam dan kaum kafirin.
Penentu kebaikan dan keburukan amal seseorang (QS. 29: 45, 70: 19-23). Shalat
merupakan manifestasi inti akidah Islam (tauhid).
5. Peduli dengan Masjidil Al-Aqsha
Salah satu tempat yang terkait dengan Isra’ Mi’raj adalah Masjid
Aqsha. Setidaknya, momentum peringatan Isra’ Mi’raj kali ini dapat dijadikan
momentum bangkitnya kepedulian terhadap nasib Al-Aqsha dan Muslim Palestina.
Apalagi ada sinyal kaum Zionis hendak meruntuhkan masjid tersebut dan
melenyapkan simbol-simbol Islam di Jerusalem. Selain
sebagai tempat singgah Rasulullah sewaktu Isra Mi’raj, Masjid Al-Aqsha juga
menjadi bagian dari agama Islam, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yakni :
- Masjid Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam
- Masjid Al-Aqsha adalah Bangunan Kedua yang Diletakkan Allah di Bumi
- Masjid Al-Aqsha merupakan Tempat Ziarah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah
- Keutamaan Pahala Shalat di Masjid Al-Aqsha
- Masjid Al-Aqsha merupakan Tempat bertolaknya jama’ah Haji / Umrah
- Masjid Al-Aqsha adalah Tanah Waqaf Milik Islam
- Masjid Al-Aqsha adalah tempat yang akan dibebaskan oleh hamba-hamba-Nya
F.
TUJUAN ISRA MI’RAJ
- Memperlihatkan sebagian bukti atau tanda kekuasaan dan kebesaran Allah SWT (QS. 17:1)
- Menguji keimanan manusia (QS. 17:60).
Sebagian
ulama merinci tujuan Isra’ Mi’raj itu sebagai berikut:
- Lit-Tatsbit -- untuk memantapkan atau mengukuhkan Nabi SAW dalam posisi kenabian dan kerasulannya)
- Lit-Takrim --untuk memuliakan Nabi SAW sebagai makhluk pilihan Allah SWT (musthafa atau the chosen one)
- Listi’dalil Quwah --untuk mempersiapkan keknatan jasmaniah, ruhaniah, dan aqliah Nabi SAW dalam menjalankan tugas-tugas kenabian dan kerasulannya).
Sebelum Isra’ Mi’raj, situasi dan
kondisi Nabi Muhammad Saw sangat memprihatinkan karena wafatnya paman beliau,
Abu Thalib, dan istri beliau, Siti Khadijah.
Padahal, keduanya merupakan
pelindung dan pendukung utama Nabi Saw dalam mengemban risalah Islam. Dengan
Isra’ Mi’raj, keimanan atau kekuatan mental beliau bertambah kuat. Keganasan,
kebrutalan, dan kekerasan umat yang didakwahinya dihadapi dengan kesabaran yang
luar biasa, karena yakin akan perlindungan Allah SWT dan kebenaran risalah yang
dibawanya.
PENUTUP
Bagaimanapun juga, memang ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan
hakikat perjalanan isra' mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu dan akal yang
sedikit, hanya terbatas di bumi ini, tidak mencapai langit dan semesta kepada
manusia. Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar
terjadi dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah
menguji keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah
salat wajib secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan
penyampaian perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat
sebagai ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim,
baik dia kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah
zakat yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau
puasa bagi yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu
keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang
didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas kehidupan, mestinya mampu
membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah mengingatkan :
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
DAFTAR
PUSTAKA
- Al-Qur’anul Karim
- http://wikipedia.com : Isra Mi’raj
- http://bambies.wordpress.com : Isra Mi’raj dan teori Relativitas
다파벳 다파벳 온카지노 온카지노 betway betway happyluke happyluke 11bet 11bet 780
BalasHapus